Tuesday, July 16, 2013

Satu lagi film Johnny Depp dengan make up yang aneh



Ketika Disney merilis film Pirates of The Carribean yang pertama, banyak yang skeptis bahwa apa yang dilakukan produser Jerry Bruckheimer dan sutradara Gore Verbinski merupakan hal yang mubadzir, gimana caranya sebuah wahana bermain Disneyland menjadi sebuah cerita menarik di layar lebar? Hasilnya? Well... Saya gak akan cerita detail karena Anda bisa membuat kesimpulan sendiri dan tahun depan Anda sudah bisa menyaksikan petualangan kapten Jack Sparrow yang terbaru di installment ke lima POTC. Kini team yang sama mencoba (lagi) membuat ulang salah satu dongeng koboi yang paling populer di Amerika, judulnya The Lone Ranger. John Reid (Armie Hammer) adalah seorang pengacara yang pulang kampung ke kota Colby, Texas tempat tinggal kakaknya, Dan Reid (James Badge Dale). Kota Colby sedang membangun rel kereta demi kemajuan kota yang dipimpin oleh Latham Cole (Tom Wilkinson) yang menaruh hati pada istrinya Dan, Rebecca (Ruth Wilson). Dan Reid bersama Texas Ranger lainnya mengajak John untuk menangkap buronan yang melarikan diri dari kereta yang ditumpangi oleh John saat datang ke Colby, Butch Cavendish (William Fitchner) yang kejam. Sayangnya perburuan mereka berakhir naas, semua Texas Ranger tewas dibunuh Cavendish, bahkan jantung Dan dimakan mentah-mentah dihadapan John yang sekarat. John yang hampir mati di tengah gurun diselamatkan oleh seorang Indian dari suku Comanche bernama Tonto (Johnny Depp). Tonto pun sedang memburu Cavendish karena diangap telah membunuh semua keluarganya. Dengan menggunakan topeng sebagai samaran karena John sudah dianggap tewas, Lone Ranger bersama Tonto menyelidiki keberadaan Butch Cavendish yang ternyata memiliki rencana jahat yang lebih besar dari yang mereka kira. Saya pribadi punya ekspektasi yang cukup tinggi terhadap kolaborasi Bruckheimer, Verbinski dan Depp yang sukses menggarap Pirates of The Carribean yang pertama, dan ternyata saya kecewa. Semua pemain bisa tampil dengan baik sesuai perannya masing-masing hanya sayang skripnya kurang mendukung karakter yang mereka bawakan. Meskipun cuma sebagai sidekick / pendamping, Johnny Depp lah yang (kayaknya sengaja dibuat) paling menonjol. Dengan (lagi-lagi) make up yang aneh dan kelakuan yang konyol, karakter Tonto ini jelas mengingatkan saya pada tokoh Jack Sparrow, hanya saja beda di kostumnya. Beberapa adegan interaksi Tonto dengan kuda putih bernama Silver terasa lebih hidup ketimbang interaksi Tonto dengan Lone Ranger sendiri. Tokoh Tonto di film ini memang dibuat lebih lucu, tidak serius seperti yang kita tahu dari film-film sebelumnya. Adegan yang membuat saya ketawa geli adalah ketika Tonto merasa keberatan dengan seruan Lone Ranger yang sangat terkenal itu "Hi-Yo Silver! Away!". Overall film ini cukup menghibur karena penuh humor yang dihidupkan Johnny Depp, tapi tidak cukup bagus untuk menjadi sebuah tontonan daur ulang kisah lama.



It scores 6 outta 10!


Monday, July 15, 2013

Masa-masa indah di tempat kuliah .. para monster



Masih ingatkah Anda pada kisah animasi Monsters, Inc yang pernah dirilis tahun 2001? Film Monsters University ini adalah prequelnya. Mengisahkan tentang Mike Wazowski (Billy Crystal) yang sangat tertarik untuk menjadi monster paling menakutkan dan bekerja di Monsters Inc untuk mengumpulkan energi yang didapatkan dari jeritan anak-anak. Untuk itu ia harus lulus program "scare school" yang diawasi langsung oleh dekan kampus yang menkutkan, Hardscrabble (Helen Mirren). Mike sangat menguasai semua teori namun ia tidak cukup seram untuk bisa membuat takut orang, beda halnya dengan James Sulivan (John Goodman) yang memiliki tubuh besar dan menakutkan. Sialnya Mike dan Sully terlibat konflik yang membuat mereka dipecat dari program "scare school", dan demi membuktikan bahwa ia adalah monster yang menakutkan, mereka bergabung dengan klub Oozma Kappa (yang culun banget) mencoba memenangkan Scare Games yang menjadi ajang uji nyali para monster di kampus MU. Berhasilkah mereka? Well.. Tidak! Tapi bukan berarti film ini menjadi tidak menarik, bila Anda menyukai film pertama maka kemungkinan besar Anda akan menyukai film karya perdana (animasi lengkap) sutradara Dan Scanlon ini. Sama halnya dengan kisah karya Disney Pixar yang lain, film ini berisi kisah yang menghibur, lucu serta banyak pelajaran yang bisa diambil oleh anak-anak maupun dewasa, meskipun menurut saya kisah film pertama tetap lebih baik. Yang mendapat acungan acungan jempol dari saya adalah teknik animasinya yang jelas terlihat lebih maju dan sangat detail dan lembut. Oiya, semua film Pixar selalu dimulai dengan film animasi pendek, jadi pastikan Anda tidak terlambat memasuki gedung bioskop, karena film pendek yang berjudul The Blue Umbrella benar-benar bagus dan animasi visualnya sangat nyata, keren abis pokoknya!

It scores 8 outta 10!

And i gave it 9 outta 10 for the short animated feature "The Blue Umbrella"

Bukan film zombie biasa...



Gerry Lane (Brad Pitt) adalah seorang mantan petugas penyelidik di PBB yang kini lebih suka tinggal dirumah merawat dua orang putrinya bersama sang istri, Karen (Mireille Enos) di Philadelphia Amerika. Suatu hari sebuah wabah penyakit menyebar dengan sangat cepat, keluarga Gerry yang sedang dalam perjalanan terjebak dalam kondisi yang mengerikan. Virus ini menyebar melalui gigitan, bila orang yang terjangkit virus ini menggigit orang yang sehat maka orang tersebut langsung terinfeksi dan berubah menjadi zombie dalam waktu 12 detik serta secara brutal berusaha menggigit orang lain. Ditengah kondisi kacau akibat zombie yang menguras populasi manusia diseluruh dunia, pihak PBB menawarkan perlindungan untuk keluarga Gerry, dengan syarat Gerry mau membantu terjun ke medan (penuh zombie) untuk mencari sumber awal mula virus ini berasal. Rupanya negara Israel sudah mengantisipasi musibah ini dengan cara membangun tembok tinggi disekeliling negara mereka, bagaimana mereka bisa tahu akan ada serangan zombie? Tugas Gerry lah untuk menyelidikinya serta mencari solusi untuk menyembuhkan penyakit ini. Kisah film World War Z ini diangkat dari novel horor bestseller karya Max Brooks. Dengan sutradara Marc Foster dan Brad Pitt yang juga merangkap sebagai produser, film ini menawarkan konsep makhluk zombie yang agak beda. Adegan zombie paling keren difilm ini buat saya adalah saat para zombie berbondong-bondong menyerang Israel layaknya sebuah gelombang tsunami. Beberapa adegan thrillernya bisa membuat Anda menahan napas sementara adegan-adegan aksinya bisa dibilang biasa saja. Semua pemain film ini bermain dengan sangat baik, terutama Brad Pitt yang memang menguasai hampir seluruh adegan. Marc Foster yang memang berpengalaman dalam film-film drama cukup berhasil mengangkat emosi para tokoh dalam film ini walaupun pendalaman karakternya tidak cukup dalam. Saya sih gak heran karena ternyata film ini disetting untuk menjadi sebuah trilogi (perhatikan voice over Gerry di akhir film yang mengatakan the war has just begun) dan saat ini malah sudah dalam tahap pra-produksi karena sudio sudah mengantungi $160 juta dalam waktu satu minggu saja untuk pemutaran film ini di seluruh dunia (modalnya $190 juta). Sekedar informasi tambahan, sepertiga akhir film ini merupakan hasil rombak total dari cerita awal sehingga harus dilakukan syuting ulang demi mendapat hasil akhir yang lebih baik. Buat saya pribadi film World War Z ini termasuk film horor yang menyenangkan karena aspek drama dan thrillernya lebih menonjol ketimbang horornya.



It scores 7 outta 10!


(sekali lagi) Gedung Putih hancur berantakan...



Selain film yang bagus, Hollywood juga rajin membuat film yang buruk. Film buruk pun buat saya ada 2 kategori, pertama adalah film buruk yang membosankan, yang paling sering membuatnya adalah sineas Uwe Boll. Kedua adalah film buruk yang menyenangkan untuk dilihat dan sineas yang cukup rajin membuatnya (karena selalu sukses) adalah sineas Rolland Emmerich. Tentu Anda masih ingat film 2012, The Day After Tomorrow, Godzilla dan yang paling memorable (juga jadi film buruk favorit saya) Independence Day. Nah.. kali ini ada satu lagi karya Emmerich yang gak beda jauh dari karya-karya (buruk) sebelumnya tapi seru untuk ditonton, judulnya White House Down. Ceritanya kurang lebih sebelas duabelas dengan film Olympus Has Fallen yang sudah pernah saya bahas. Amerika dibawah pimpinan presiden James Sawyer (Jamie Foxx) sedang dalam keadaan menanti persetujuan usulan damai Amerika dengan Arab. Sementara seorang pengawal juru bicara kepresidenan yang bernama John Cale (Channing tatum) mencoba melamar menjadi agen Secret Service di gedung putih dengan membawa putrinya, Emily Cale. Tak disangka ternyata pada saat yang sama terjadi aksi pendudukan gedung putih oleh teroris dengan motif permintaan uang. John yang terpisah dari putrinya berusaha mencoba untuk mencari dan menyelamatkannya tapi justru ia malah menemukan sang presiden yang nyaris disandera. Mereka berdua akhirnya bahu membahu untuk menyelamatkan Emily dan para sandera lain yang disekap di kediaman presiden tersebut. Kalau film Olympus Has Fallen sangat serius maka film White House Down ini jauh lebih konyol, baik dari segi cerita maupun karakter-karakternya. Walaupun begitu Emmerich gak main main untuk urusan production design dan spesial efeknya. Saran saya bila Anda ingin menyaksikan film ini, silahkan mengesampingkan logika untuk sementara, duduk manis dan nikmati saja adegan-adegannya yang agak tanggung tapi cukup seru.



It scores 7 outta 10!

Kisah Superman terbaik sejak film "Superman: The Movie" (1978)



Untuk sementara lupakan semua film Superman yang pernah Anda saksikan, studio Warner Bros bersama DC Comic memutuskan untuk me-reboot kisah superman dibawah arahan sutradara Zack Snyder seperti yang dilakukan Chris Nolan terhadap kisah Batman. Hebatnya lagi, dua orang dibalik kesuksesan trilogi The Dark Knight yaitu Chris Nolan dan David S. Goyer ikut terlibat dalam proyek superman ini yang diberi judul Man Of Steel. Superman yang kita kenal memiliki nama asli Kal-El, ia seorang alien dari planet Krypton yang dikirim ke planet Bumi oleh ibunya, Lara dan sang ayah, Jor El (Russel Crowe) karena planet Krypton diambang kehancuran. Di bumi, lebih tepatnya di kota Kansas, Kal-El diadopsi oleh pasangan Jonathan Kent (Kevin Costner) dan Martha Kent (Diane Lane) dan Kal-El diberi nama Clark Kent. Clark (Henry Cavill) lontang lantung kesana-kemari mencari jati dirinya yang sudah menjadi beban sejak ia masih kecil (adegan-adegan masa kecil Clark Kent dikisahkan dengan gaya flashback). Secara fisik ia memang sama dengan manusia yang lain namun apa yang bisa ia lakukan membuat semua orang ketakutan. Hingga akhirnya ia menemukan apa yang ia cari di daerah Kanada. Di dalam sebuah pesawat Kryptonian yang sudah terpendam ribuan tahun, Clark mendapat penjelasan dari proyeksi alam sadar ayahnya yang dimanifestasikan dalam bentuk hologram sang ayah (ingat fortress of solitude?). Kini ia sudah tahu siapa dirinya dan dari mana ia berasal, masalahnya disaat yang sama planet Bumi kedatangan tamu dari Krypton juga, Jendral Zod (Michael Shannon) dan pengikutnya yang telah bersumpah akan mencari Kal-El sampai ketemu. Zod dan pengikutnya selamat dari kehancuran Krypton karena mereka dipenjara diluar angkasa, saat planet Krypton hancur pesawat yang memenjarakan mereka menjadi tempat tinggal mereka sambil mencari kehidupan lain dan juga Kal-El. Seorang reporter Daily Planet bernama Lois Lane (Amy Adams) berhasil mengetahui identitas Clark Kent yang sebenarnya. Di saat Zod mengancam untuk menghancurkan planet Bumi, Louis akan membantu Clark untuk memutuskan apakah sang Superman akan memilih umat manusia atau kaum sebangsanya dari planet Krypton. Jika Anda sudah pernah menyaksikan film Superman: The Movie dan Superman II yang diperankan Christoper Reeves maka kisah film ini tidak akan asing karena bisa dibilang merupakan gabungan dari keduanya. Hanya saja versi ini lebih logis, lebih membumi dan lebih seru (walaupun menurut saya pribadi karya Richard Donner di tahun 1978 masih tetap yang terbaik hingga saat ini). Konflik batin yang dialami Clark Kent dibuat senyata dan semanusiawi mungkin, beda dengan dengan kisah-kisah sebelumnya yang memanusiakan Superman, di film ini ada penegasan bahwa ia adalah alien dari planet lain, bukan manusia. Bagian-bagian yang mengedepankan drama bisa dibilang sangat emosional dan itu karena performance para pemainnya memang bagus, terutama Kevin Costner dan Diane Lane. Michael Shannon juga tampil memukau sebagai Zod yang bengis, Zod bukan penjahat asal jadi seperti dalam film Superman II, ia adalah jendral yang berusaha melakukan tugasnya dengan baik demi Krypton yang ia cintai, meskipun konsekwensinya adalah membinasakan umat manusia. Henry Cavill bisa dibilang membawakan perannya dengan baik, dengan kostum baru yang lebih elegan (tanpa celana dalam yang dipakai diluar dan jambul keriting diatas jidat) terlihat pas di tubuh Cavill. Bila Anda penggemar komiknya maka adegan-adegan aksi di film ini akan memuaskan dahaga Anda karena memang benar-benar gokil! (baca: keren abiss!). Overall film ini adalah film superhero yang memang sudah ditunggu para penggemarnya dan sesuai harapan pula. Oiya, musik Superman yang khas karya John Williams biasanya selalu muncul dalam film-film superman sebelumnya, tidak ada di film ini, namun musik karya Hans Zimmer juga tidak bisa dipandang (atau didengar?) sebelah mata. Saya pribadi lebih suka Batman tapi saya akui kisah 'Superman Begins' ini lebih baik dari film Batman Begins karena menggunakan konsep yang sama (karena dari penulis cerita yang sama). Jadi jika Anda fans berat Superman, jangan lewatkan film yang satu ini dilayar lebar, layar televisi Anda dirumah tidak akan memberi sensasi yang luar biasa ketika Anda menyaksikannya di layar lebar. Tidak perlu yang 3D karena versi regulernya saja sudah bisa memberi kepuasan menonton tersendiri.



It scores 8 outta 10!

Now you see me.. Now you don't.. !



Salah satu popcorn movie tentang sulap yang seru!

Istilah popcorn movie buat saya memang belum tentu sama buat yang lain. Film karya sutradara Louis Leterrier ini jelas memenuhi ekspektasi saya saat menyaksikannya. Simpel, ringan dan menghibur tanpa perlu berfikir keras dan mengolah jalan cerita yang rumit di otak kita. Paruh pertama film ini kemungkinan besar akan membuat Anda bertanya-tanya, tapi paruh berikutnya akan terbuka sedikit demi sedikit semua misteri yang ada dalam film berjudul Now You See Me ini. Empat orang pesulap yang... bisa dibilang gagal.. dikumpulkan oleh seseorang yang misterius untuk melakukan sebuah misi. Mereka adalah: pesulap jalanan Daniel Atlas (Jesse Eisenberg), illusionis Henley Reeves (Isla Fisher),  mentalis Merrit McKinney (Woody Harrelson) dan pendatang baru Jack Wilder (Dave Franco). Berempat mereka menamakan diri The Four Horsemen, show pertama mereka berlangsung di Las Vegas dan langsung memebuat mereka menjadi terkenal. Pertunjukan ini bisa dibilang spektakuler dan bahkan membuat mereka ditahan FBI. Bagaimana tidak, mereka dianggap telah merampok salah satu bank di kota Paris Perancis saat petunjukan berlangsung, bagaimana bisa? Mereka sedang show di Vegas sementara bank nya ada di Paris. Pertanyaan yang sama juga  terngiang di kepala Dylan Rhodes (Mark Ruffalo), agen FBI yang ditugaskan untuk memecahkan kasus ini bersama seorang detektif Interpol bernama Alma Dray (Melanie Laurent). Rumitnya kasus ini, karena berkaitan dengan trik sulap, membuat Rhodes meminta bantuan salah satu mantan pesulap yang kini berprofesi sebagai penjual rahasia sulap demi uang, Thaddeus Bradley (Morgan Freeman). Yang mereka tidak ketahui adalah show di Vegas hanyalah permulaan dari sebuah perampokan besar berdasarkan perencanaan yang matang dan menggunakan banyak trik sulap yang canggih (dan tradisional juga). Leterrier yang pernah mambuat film The Transporter dan The Incredible Hulk cukup piawai dalam membuat film yang bertema sulap ini. Walaupun tidak bisa dijadikan character study karena karakterisasi yang dangkal namun film ini memberikan kepuasan menonton dari sisi cerita yang enak dinikmati dari awal hingga akhir. Semua pemain tampil dengan baik dan memiliki chemistry yang kuat sehingga membuat cerita lebih hidup. Woody Harrelson yang tampil menonjol dibandingkan yang lain meski porsinya tidak terlalu banyak. Tapi yang paling menarik adalah berbagai misteri yang disajikan film ini, banyak twist yang seru disepanjang film namun final twistnya yang buat saya agak mengganggu. Peluang untuk sequelnya terbuka lebar dengan narasi yang ditampilkan di akhir film, kalau itu sih uang yang akan menjawabnya.



It scores 8 outta 10!

Minions again!



Gru (Steve Carell) adalah seorang penjahat yang sudah insyaf berkat tiga gadis cilik yang merubah hidupnya, mereka adalah Agnes (Elsie Fisher), Edith (Dana Galer) dan Margo (Miranda Cosgrove) yang sudah diadopsi oleh Gru, kini ia secara sah (berusaha) menjadi pengusaha pembuat jelly yang rasanya gak enak dan dibenci semua minion. Kegaitan membosankan inilah yang membuat Dr Nofario (Russle Brand) mengundurkan diri jadi pegawai Gru karena ia kangen untuk membuat sesuatu yang bisa membantunya menguasai dunia. Sebuah organisasi bernama AVL (Anti Villain League) pimpinan Silas Ramsbottom (Steve Coogan) meminta bantuan Gru melalui agent Lucy Wilde (Kristen Wiig) dengan cara menculiknya. Sebuah laboratorium telah dicuri menggunakan magnet raksasa oleh penjahat misterius, Lab tersebut berisi serum PX41 yang berbahaya bila jatuh ke tangan yang salah, Gru diminta untuk menyamar dan mencari siapa penjahat yang telah mencuri Lab tersebut. Gru merasa keberatan karena kini ia punya tanggung jawab untuk merawat ketiga putrinya, namun ketiga putrinya mendukung Gru untuk menyelamatkan dunia. Tugas barunya ini justru malah menimbulkan banyak masalah baru, para minion yang hilang, putrinya jatuh cinta dengan anak penjahat hingga Lucy yang diculik oleh dalang dari semua kejahatan tersebut dan gru harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan mereka semua dan mencegah dunia dikuasai monster akibat serum PX41. Kualitas cerita film ini jauh merosot jika dibandingkan dengan film pertamanya yang cukup emosional. Despicable Me 2 murni bersifat hiburan dan untuk sebuah hiburan, film ini terbilang yang berhasil karena overall sangat menghibur. Para makhluk kuning bernama minions pun mendapat porsi yang lebih banyak di film ini dan kelakuan mereka bisa dibilang menggila. Minions menyumbang banyak adegan komedi di sepanjang film dan yang membuat saya ngakak sampai mules adalah ketika mereka menjadi wedding singer untuk perikahan Gru dan Lucy, dengan gaya boyband yang cool mereka menyanyikan lagu berjudul "I Swear" yang pernah dipopulerkan group All For One, tentu saja dengan lirik yang dirombak total. Bila Anda belum puas dengan kelakuan para minions, tahun depan mereka akan muncul kembali bersama Sandra Bullock dengan film mereka sendiri yang berjudul Minions dan dirilis tgl 19 Desember 2014.


It scores 7 outta 10!