Thursday, July 18, 2013

Retired... no more!



Pada tahun 2010 ada sebuah karakter DC Comic yang diangkat ke layar lebar oleh Summit Entertainment, judulnya RED yang artinya Retired: Extremely Dangerous! Kini semua pemainnya mengulang peran yang sama untuk film sequelnya, RED 2. Frank Moses (Bruce Willis) yang hidup tenang bersama Sarah (Mary-Louise Parker) diganggu oleh sahabat lamanya, Marvin Boggs (John Malkovich) yang mengatakan bahwa nyawa mereka terancam. Frank tidak percaya sampai mobil Marvin meledak di hadapannya dan ia ditangkap untuk diinterogasi mengenai "Nightshade". Marvin yang ternyata cuma pura-pura mati berhasil menyelamatkan Frank dari pembunuhan yang nyaris dilakukan oleh agen Horton (Neal McDonough). Nama frank dan Marvin kini menjadi buronan dan dianggap sebagai teroris lokal, Horton juga menyewa pembunuh bayaran dari Korea bernama Han (Byung Hun Lee) yang keji. Bahkan kawan lama mereka, Victoria (Helen Mirren) juga menerima kontrak dari MI6 untuk membunuh Frank demi Nightshade. Frank, Marvin dan Sarah menyelidiki kenapa mereka diburu dan penyelidikan tersebut membawa mereka ke Paris, London hingga Moscow dimana akhirnya diketahui bahwa Dr. Edward Bailey, seorang ilmuwan jenius pernah menciptakan sebuah bom nuklir dalam sebuah koper kecil dengan kode nama Nightshade, ditangan yang salah bom tersebut akan menjadi sangat berbahaya dan hanya Dr. Bailey yang tahu dimana bom itu berada sekarang. Formula film yang disutradarai oleh Dean Parisot ini mengulangi film pertamanya alias banyak pengulangan, mungkin dengan harapan bisa mendapatkan sukses yang sama. Well... Saya pribadi lebih menikmati film pertamanya karena punya kualitas cerita yang lebih baik, bukan berarti film ini jelek lho, untuk sebuah film action comedy, film ini termasuk menghibur, tokoh Frank yang sibuk dengan ketakutannya terhadap sarah, Sarah yang jealous terhadap Katja, Marvin dengan kegilaannya serta Han yang kekeuh minta pesawatnya dikembalikan menjadi hiburan tersendiri. Dari segi cerita dan kedalaman para tokohnya, film ini bisa dibilang minus meskipun semua pemainnya bermain apik. Mereka semua terlihat santai dan sangat menikmati peran mereka masing-masing, and i really enjoyed their crazy performances, yang paling menonjol tentu saja Byung Hun Lee yang tampil lebih cool ketimbang karakter Storm Shadow yang ia perankan di GI Joe lalu Anthony Hopkins yang "gila" dan John Malkovich yang jauh "lebih gila". So.. Bila Anda mencari hiburan dar der dor yang seru dan lucu, film ini bisa dipertimbangkan untuk ditonton, meskipun Anda akan lupa keesokan harinya, kecuali bila Anda penggemar Frank Moses dari komiknya.



It scores 7 outta 10!

Wednesday, July 17, 2013

Bloodsport ala Keanu Reeves




Film Man of Tai Chi ini adalah debut aktor Keanu Reeves sebagai sutradara. Premisnya sederhana, Tiger Chen (Chen Hu) adalah murid taichi master (Yu Hai) di kuil Lingkong yang nyaris punah. Chen yang bekerja sebagai kurir mencoba mengikuti turnamen beladiri di Beijing membawa nama kuilnya, kehebatan ilmu taichinya membuat ia maju terus hingga ke final. Sementara itu seorang konglomerat berkedok perusahaan security bernama Donaka Mark (Keanu Reeves) menjual tayangan adu jotos ilegal bagi kaum elite di Hongkong, dan ia tertarik dengan potensi yang dimiliki Chen. Apa yang dilakukan Donaka ternyata menjadi perhatian inspektur polisi Hongkong, Jing Si (Karen Mok) dan komandannya, Wong (Simon Yam). Mereka berusaha membongkar bisnis ilegal Donaka dengan cara membujuk Chen yang sudah keburu setuju dengan penawaran Donaka yang menjanjikan uang banyak bila ia mau bertarung untuknya. Chen yang awalnya menikmati pertarungan dan uang hasilnya, mulai mencium gelagat buruk Donaka hingga akhirnya ia bekerjasama dengan inspektur Jing Si untuk menangkap Donaka. Sialnya Donaka berhasil lolos dari penggerebekan dan kini ia harus bertarung sampai mati dengan Donaka demi mempertahankan kuil Lingkong dan martabatnya. Apa yang dilakukan Keanu sebagai sutradara bisa dibilang sangat lumayan, berbanding terbalik dengan penampilannya sebagai aktor yang memerankan Donaka, bisa dibilang biasa saja. Begitu juga dengan Chen Hu yang sangat piawai untuk semua adegan baku hantamnya tapi melempem saat harus berakting, emosinya sangat datar. Gak seperti Jet Li atau Jackie Chan yang bisa melakukan dua aspek tersebut dengan baik. Semua adegan martial arts di koreografikan oleh Yuen Wo Ping yang pernah didaulat Hollywood menangani adegan aksi untuk film The Matrix trilogy dan Charlie's Angels. Bila Anda penggemar adegan inside arena hand to hand combat yang dulu pernah dipopulerkan oleh Jean Claude Van Damme dalam film Bloodsport, film ini bisa jadi pelepas kangen karena adegan combatnya cukup menarik. Iko Uwais juga sempat muncul di arena menjadi lawan Tiger Chen walaupun cuma sebentar. Yah... lumayan lah bisa ketemu Keanu Reeves... siapa tau nanti diajak main film lagi di Hollywood...

It scores 5 outta 10!

Kategori: Dewasa


Tuesday, July 16, 2013

I'ts time to go BIG...!



Studio Warner Bros memberikan dana $200 juta kepada Sutradara Guillermo Del Toro untuk membuat imajinasi masa kecilnya tentang robot menjadi kenyataan, hasilnya adalah sebuah film berjudul Pacific Rim. Saya yang pernah merasakan kejayaan seri Voltus V dan Mazinga Z serta anime mecha lainnya saat masih kecil sangat menantikan film ini dan hasilnya... Luar Biasa! Premisnya cukup simpel, makhluk Alien yang kita kira datang dari angkasa ternyata malah muncul dari dasar laut menggunakan portal dimensi. Melalui portal ini mereka mengirimkan makhluk raksasa sebesar Godzilla yang bisa meluluh lantakkan semua yang dilaluinya, monster raksasa ini disebut Kaiju. Semakin banyaknya monster yang muncul membuat semua negara didunia bersatu dan membuat sebuah program pembuatan robot raksasa yang bisa menandingi serta membunuh Kaiju, robot-robot raksasa ini disebut Jaeger (dari bahasa jerman yang artinya pemburu / hunter). Jaeger adalah robot yang rumit dan untuk mengendalikannya harus dilakukan oleh dua orang pilot yang otaknya dihubungkan satu sama lain agar mereka berdua sinkron dalam mengendalikan Jaeger, sinkronisasi kedua otak ini disebut "Drifting". Raleigh Becket (Charlie Hunnam) adalah seorang pilot yang handal, ia berhenti jadi pilot setelah menyaksikan kakaknya tewas ketika bertarung melawan Kaiju. Marshal Stacker Pentecost (Idris Elba) meminta Becket kembali menjadi pilot untuk terakhir kalinya karena program Jaeger dihentikan karena dianggap tidak efektif. Becket akan bersanding dengan Mako Mori (Rinko Kikuchi) yang ingin membalas dendam pada Kaiju yang telah membunuh orang tuanya. Marshall memiliki rencana untuk membom portal dimensi agar tertutup dan tidak bisa dilalui Kaiju, namun dua orang ilmuwan (gila dan lucu) Dr. Newt dan Dr. Gottlieb berusaha membuktikan bahwa rencana Marshal tersebut tidak akan berhasil. Untuk membuktikannya mereka harus melalukan "Drifting" dengan otak Kaiju yang masih berfungsi, dengan begitu mereka akan mengetahui apa yang direncanakan Alien yang mengirimkan Kaiju ke bumi. Bila Anda pecinta mecha maka film ini termasuk yang wajib ditonton. Adegan - adegan pertarungan Jaeger dan Kaiju bisa dibilang sangat menarik dan memang itulah kelebihan film ini. Del Toro berhasil membuat visualisasi yang memukau untuk semua adegan Jaeger dan Kaiju, sayangnya hal tersebut berbanding terbalik untuk adegan-adegan "human"nya. Karakterisasi tokohnya kurang mendalam meskipun performance Elba, Kikuchi serta dua ilmuwan yang diperankan Carlie Day dan Burn Gorman mencuri perhatian penonton. Dengan nuansa yang lebih gelap ala Del Toro (ingat film Hellboy?) film ini jelas sedikit lebih baik dari Godzilla-nya Emmerich dan Transformers-nya Michael Bay. Lebih tepatnya perpaduan Godzilla vs Transformers yang pertarungannya menghasilkan kerusakan lebih parah dari Independence Day. Presentasi 3Dnya cukup bagus apalagi dilayar IMAX meskipun di layar reguler pun gak masalah (Pacific Rim termasuk salah satu film yang menurut saya TIDAK BISA disaksikan dilayar tivi). Overall film ini akan memuaskan dahaga para pecinta robot raksasa, baik dewasa maupun anak-anak (plus bernostalgia bagi yang pernah ngefans dengan mecha yang populer di tahun 80an).



It scores 8 outta 10!


Satu lagi film Johnny Depp dengan make up yang aneh



Ketika Disney merilis film Pirates of The Carribean yang pertama, banyak yang skeptis bahwa apa yang dilakukan produser Jerry Bruckheimer dan sutradara Gore Verbinski merupakan hal yang mubadzir, gimana caranya sebuah wahana bermain Disneyland menjadi sebuah cerita menarik di layar lebar? Hasilnya? Well... Saya gak akan cerita detail karena Anda bisa membuat kesimpulan sendiri dan tahun depan Anda sudah bisa menyaksikan petualangan kapten Jack Sparrow yang terbaru di installment ke lima POTC. Kini team yang sama mencoba (lagi) membuat ulang salah satu dongeng koboi yang paling populer di Amerika, judulnya The Lone Ranger. John Reid (Armie Hammer) adalah seorang pengacara yang pulang kampung ke kota Colby, Texas tempat tinggal kakaknya, Dan Reid (James Badge Dale). Kota Colby sedang membangun rel kereta demi kemajuan kota yang dipimpin oleh Latham Cole (Tom Wilkinson) yang menaruh hati pada istrinya Dan, Rebecca (Ruth Wilson). Dan Reid bersama Texas Ranger lainnya mengajak John untuk menangkap buronan yang melarikan diri dari kereta yang ditumpangi oleh John saat datang ke Colby, Butch Cavendish (William Fitchner) yang kejam. Sayangnya perburuan mereka berakhir naas, semua Texas Ranger tewas dibunuh Cavendish, bahkan jantung Dan dimakan mentah-mentah dihadapan John yang sekarat. John yang hampir mati di tengah gurun diselamatkan oleh seorang Indian dari suku Comanche bernama Tonto (Johnny Depp). Tonto pun sedang memburu Cavendish karena diangap telah membunuh semua keluarganya. Dengan menggunakan topeng sebagai samaran karena John sudah dianggap tewas, Lone Ranger bersama Tonto menyelidiki keberadaan Butch Cavendish yang ternyata memiliki rencana jahat yang lebih besar dari yang mereka kira. Saya pribadi punya ekspektasi yang cukup tinggi terhadap kolaborasi Bruckheimer, Verbinski dan Depp yang sukses menggarap Pirates of The Carribean yang pertama, dan ternyata saya kecewa. Semua pemain bisa tampil dengan baik sesuai perannya masing-masing hanya sayang skripnya kurang mendukung karakter yang mereka bawakan. Meskipun cuma sebagai sidekick / pendamping, Johnny Depp lah yang (kayaknya sengaja dibuat) paling menonjol. Dengan (lagi-lagi) make up yang aneh dan kelakuan yang konyol, karakter Tonto ini jelas mengingatkan saya pada tokoh Jack Sparrow, hanya saja beda di kostumnya. Beberapa adegan interaksi Tonto dengan kuda putih bernama Silver terasa lebih hidup ketimbang interaksi Tonto dengan Lone Ranger sendiri. Tokoh Tonto di film ini memang dibuat lebih lucu, tidak serius seperti yang kita tahu dari film-film sebelumnya. Adegan yang membuat saya ketawa geli adalah ketika Tonto merasa keberatan dengan seruan Lone Ranger yang sangat terkenal itu "Hi-Yo Silver! Away!". Overall film ini cukup menghibur karena penuh humor yang dihidupkan Johnny Depp, tapi tidak cukup bagus untuk menjadi sebuah tontonan daur ulang kisah lama.



It scores 6 outta 10!


Monday, July 15, 2013

Masa-masa indah di tempat kuliah .. para monster



Masih ingatkah Anda pada kisah animasi Monsters, Inc yang pernah dirilis tahun 2001? Film Monsters University ini adalah prequelnya. Mengisahkan tentang Mike Wazowski (Billy Crystal) yang sangat tertarik untuk menjadi monster paling menakutkan dan bekerja di Monsters Inc untuk mengumpulkan energi yang didapatkan dari jeritan anak-anak. Untuk itu ia harus lulus program "scare school" yang diawasi langsung oleh dekan kampus yang menkutkan, Hardscrabble (Helen Mirren). Mike sangat menguasai semua teori namun ia tidak cukup seram untuk bisa membuat takut orang, beda halnya dengan James Sulivan (John Goodman) yang memiliki tubuh besar dan menakutkan. Sialnya Mike dan Sully terlibat konflik yang membuat mereka dipecat dari program "scare school", dan demi membuktikan bahwa ia adalah monster yang menakutkan, mereka bergabung dengan klub Oozma Kappa (yang culun banget) mencoba memenangkan Scare Games yang menjadi ajang uji nyali para monster di kampus MU. Berhasilkah mereka? Well.. Tidak! Tapi bukan berarti film ini menjadi tidak menarik, bila Anda menyukai film pertama maka kemungkinan besar Anda akan menyukai film karya perdana (animasi lengkap) sutradara Dan Scanlon ini. Sama halnya dengan kisah karya Disney Pixar yang lain, film ini berisi kisah yang menghibur, lucu serta banyak pelajaran yang bisa diambil oleh anak-anak maupun dewasa, meskipun menurut saya kisah film pertama tetap lebih baik. Yang mendapat acungan acungan jempol dari saya adalah teknik animasinya yang jelas terlihat lebih maju dan sangat detail dan lembut. Oiya, semua film Pixar selalu dimulai dengan film animasi pendek, jadi pastikan Anda tidak terlambat memasuki gedung bioskop, karena film pendek yang berjudul The Blue Umbrella benar-benar bagus dan animasi visualnya sangat nyata, keren abis pokoknya!

It scores 8 outta 10!

And i gave it 9 outta 10 for the short animated feature "The Blue Umbrella"

Bukan film zombie biasa...



Gerry Lane (Brad Pitt) adalah seorang mantan petugas penyelidik di PBB yang kini lebih suka tinggal dirumah merawat dua orang putrinya bersama sang istri, Karen (Mireille Enos) di Philadelphia Amerika. Suatu hari sebuah wabah penyakit menyebar dengan sangat cepat, keluarga Gerry yang sedang dalam perjalanan terjebak dalam kondisi yang mengerikan. Virus ini menyebar melalui gigitan, bila orang yang terjangkit virus ini menggigit orang yang sehat maka orang tersebut langsung terinfeksi dan berubah menjadi zombie dalam waktu 12 detik serta secara brutal berusaha menggigit orang lain. Ditengah kondisi kacau akibat zombie yang menguras populasi manusia diseluruh dunia, pihak PBB menawarkan perlindungan untuk keluarga Gerry, dengan syarat Gerry mau membantu terjun ke medan (penuh zombie) untuk mencari sumber awal mula virus ini berasal. Rupanya negara Israel sudah mengantisipasi musibah ini dengan cara membangun tembok tinggi disekeliling negara mereka, bagaimana mereka bisa tahu akan ada serangan zombie? Tugas Gerry lah untuk menyelidikinya serta mencari solusi untuk menyembuhkan penyakit ini. Kisah film World War Z ini diangkat dari novel horor bestseller karya Max Brooks. Dengan sutradara Marc Foster dan Brad Pitt yang juga merangkap sebagai produser, film ini menawarkan konsep makhluk zombie yang agak beda. Adegan zombie paling keren difilm ini buat saya adalah saat para zombie berbondong-bondong menyerang Israel layaknya sebuah gelombang tsunami. Beberapa adegan thrillernya bisa membuat Anda menahan napas sementara adegan-adegan aksinya bisa dibilang biasa saja. Semua pemain film ini bermain dengan sangat baik, terutama Brad Pitt yang memang menguasai hampir seluruh adegan. Marc Foster yang memang berpengalaman dalam film-film drama cukup berhasil mengangkat emosi para tokoh dalam film ini walaupun pendalaman karakternya tidak cukup dalam. Saya sih gak heran karena ternyata film ini disetting untuk menjadi sebuah trilogi (perhatikan voice over Gerry di akhir film yang mengatakan the war has just begun) dan saat ini malah sudah dalam tahap pra-produksi karena sudio sudah mengantungi $160 juta dalam waktu satu minggu saja untuk pemutaran film ini di seluruh dunia (modalnya $190 juta). Sekedar informasi tambahan, sepertiga akhir film ini merupakan hasil rombak total dari cerita awal sehingga harus dilakukan syuting ulang demi mendapat hasil akhir yang lebih baik. Buat saya pribadi film World War Z ini termasuk film horor yang menyenangkan karena aspek drama dan thrillernya lebih menonjol ketimbang horornya.



It scores 7 outta 10!


(sekali lagi) Gedung Putih hancur berantakan...



Selain film yang bagus, Hollywood juga rajin membuat film yang buruk. Film buruk pun buat saya ada 2 kategori, pertama adalah film buruk yang membosankan, yang paling sering membuatnya adalah sineas Uwe Boll. Kedua adalah film buruk yang menyenangkan untuk dilihat dan sineas yang cukup rajin membuatnya (karena selalu sukses) adalah sineas Rolland Emmerich. Tentu Anda masih ingat film 2012, The Day After Tomorrow, Godzilla dan yang paling memorable (juga jadi film buruk favorit saya) Independence Day. Nah.. kali ini ada satu lagi karya Emmerich yang gak beda jauh dari karya-karya (buruk) sebelumnya tapi seru untuk ditonton, judulnya White House Down. Ceritanya kurang lebih sebelas duabelas dengan film Olympus Has Fallen yang sudah pernah saya bahas. Amerika dibawah pimpinan presiden James Sawyer (Jamie Foxx) sedang dalam keadaan menanti persetujuan usulan damai Amerika dengan Arab. Sementara seorang pengawal juru bicara kepresidenan yang bernama John Cale (Channing tatum) mencoba melamar menjadi agen Secret Service di gedung putih dengan membawa putrinya, Emily Cale. Tak disangka ternyata pada saat yang sama terjadi aksi pendudukan gedung putih oleh teroris dengan motif permintaan uang. John yang terpisah dari putrinya berusaha mencoba untuk mencari dan menyelamatkannya tapi justru ia malah menemukan sang presiden yang nyaris disandera. Mereka berdua akhirnya bahu membahu untuk menyelamatkan Emily dan para sandera lain yang disekap di kediaman presiden tersebut. Kalau film Olympus Has Fallen sangat serius maka film White House Down ini jauh lebih konyol, baik dari segi cerita maupun karakter-karakternya. Walaupun begitu Emmerich gak main main untuk urusan production design dan spesial efeknya. Saran saya bila Anda ingin menyaksikan film ini, silahkan mengesampingkan logika untuk sementara, duduk manis dan nikmati saja adegan-adegannya yang agak tanggung tapi cukup seru.



It scores 7 outta 10!